4 Cara Menyikapi Flexing – Media sosial saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian kita. Dalam hal ini, media sosial menjadi sarana komunikasi yang mampu mendekatkan yang jauh. Meskipun begitu, di satu sisi media sosial juga dapat menjauhkan yang dekat. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan flexing atau pamer berlebihan di media sosial.
Flexing di media sosial kerap dilakukan untuk menyombongkan harta. Selain itu, banyak juga yang sering pamer pencapaian atau keterampilan baru. Hal ini tak jarang menimbulkan kecemburuan sosial. Kabar bahagia orang lain justru menjadi kabar buruk untuk kita. Aktivitas flexing orang lain seolah menampar dan membuat kita memandang diri dengan lebih rendah.
Here is the thing, sampai kapanpun kita tidak akan pernah bisa mengontrol tindakan orang lain. Mau seberapa keras pun kita membenci, orang-orang akan tetap melakukan flexing di media sosial. Namun jangan pesimis dulu, karena kita masih punya kendali terhadap diri kita sendiri, atas apa yang kita lakukan dan apa yang kita pikirkan.
4 Cara Menyikapi Flexing
Tren flexing atau kegiatan pamer harta ala Crazy Rich tengah menjamur di media sosial. Banyak yang menganggap kebiasaan flexing ini menyebalkan, menimbulkan rasa iri hingga kebencian. Flexing juga kerap membuat orang lain insecure, tidak bersyukur, dan kerap membanding-bandingkan diri. Untuk menyikapinya, simak tips berikut ini.
1. Abaikan Saja
Tips pertama dan paling utama untuk menyikapi perilaku flexing yaitu dengan mengabaikannya. Terdengar sederhana, namun mungkin susah dilakukan. Sebagai permulaan, kamu bisa mulai dengan cara menyembunyikan postingan dan unfollow akun yang sering flexing.
Ingat, kamu memiliki kendali penuh atas apa saja konten yang dikonsumsi melalui platform media sosial yang digunakan. Tak banyak yang tahu, namun masing-masing dari kita juga sejatinya punya kendali penuh atas pandangan kita terhadap konten flexing. Mulai sekarang, abaikan semua konten-konten flexing dan anggap itu sebagai sebuah angin lalu saja.
2. Bersyukur
Cara menyikapi flexing selanjutnya yaitu dengan bersyukur dengan apa yang dimiliki. Semua perasaan negatif yang muncul saat melihat orang lain flexing adalah karena kita terlalu terfokus pada sesuatu yang menjadi milik orang lain. Tanpa disadari, kita juga punya banyak berkah, punya segalanya yang patut untuk disyukuri.
Coba lihat di sekelilingmu dan tuliskan apa saja hal yang terlihat. Baca kembali list tersebut, dan semua itu adalah hal-hal yang seharusnya menjadi fokusmu. Bisa jadi kamu melihat keluarga yang lengkap, atap yang melindungi dari teriknya matahari dan derasnya hujan, ponsel yang membantumu menemukan tips ini, dan lainnya.
Baca juga: Cara Menghadapi Cancel Culture di Media Sosial
3. Stay Positive
Kamu mungkin bosan berulang-ulang mendengarkan frasa “stay positive”. Namun, ini sejatinya merupakan kunci cara menyikapi flexing di media sosial. Ambil hal-hal positif dari konten flexing yang berlalu di timeline. Jadikan semua itu sebagai motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Sebaliknya, jangan bersikap agresif terhadap para pelaku flexing. Banyak yang sering kali terpicu untuk memberikan ujaran kebencian atau bahkan jadi ikut-ikutan melakukan flexing. Hal ini tidak akan menghasilkan apa-apa selain rasa capek. Di satu sisi, semua itu juga hanya akan membuat pelaku flexing semakin agresif untuk pamer.
4. Tetapkan Tujuan Bermedsos
Mengingat konten flexing ini banyak bertebaran di media sosial, maka cobalah untuk meminimalisir penggunaannya. Gunakan media sosial hanya untuk keperluan penting yang menjadi tujuanmu. Jadi, kamu harus menetapkan apa tujuan membuka aplikasi media sosial tersebut.
Apakah kamu bermedsos untuk menjaga hubungan dengan teman yang jauh? Atau tujuan bermedsos adalah untuk mendapatkan inspirasi atau informasi tertentu? Apa pun itu, tetapkan tujuan pribadimu dan jangan habiskan waktu terlalu banyak melakukan hal-hal tidak bermanfaat di media sosial.
Nah, itulah dia penjelasan singkat mengenai cara menyikapi flexing yang sedang marak di sosial media. Selalu ingat bahwa semua yang dipamerkan melalui media sosial seringkali tidak sesempurna itu. Orang-orang memang lebih banyak memamerkan hal yang indah, hebat, dan luar biasa, sedangkan hal buruk disimpan sendiri. Jadi, jangan terlalu diambil hati semua perilaku flexing tersebut, ya!