Tahukah kamu berapa lama penderita HIV bertahan hidup tanpa ARV? ARV merupakan sebuah terapi pengobatan yang dilakukan untuk menghambat pertumbuhan HIV di dalam tubuh seseorang.
Jika penderita HIV tidak melalui proses pengobatan atau terapi, pastinya mempengaruhi angka bertahan hidup mengingat perkembangan virus ini sangat cepat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi angka harapan hidup penderita HIV seperti usia, kekebalan tubuh, infeksi, serta kondisi kesehatan menyeluruh. Penasaran detail pembahasannya? Yuk, cari tahu jawabannya di sini.
Berapa Lama Penderita HIV Bertahan Hidup Tanpa ARV?
Dibandingkan melalui terapi, seorang penderita HIV tanpa pengobatan akan memiliki angka harapan hidup lebih rendah. Pasalnya, tanpa pengobatan penderita HIV hanya mampu bertahan sekitar 8-10 tahun setelah infeksi awal.
Namun, angka tersebut hanya perkiraan rata-rata dari beberapa penderita terdahulu. Secara konversi medis, angka harapan hidup ini bergantung pada fase infeksi HIV di mana terdapat 3 stadium HIV yang terkenal yaitu 1,2, dan 3.
Berapa lama penderita HIV bertahan hidup tanpa pengobatan? Berikut pembahasannya:
1. Stadium 1
Stadium ini merupakan tahap awal dari penyebaran virus HIV sehingga tidak begitu banyak gejala yang terlihat. Bahkan, infeksi masih terlokalisasi pada area tubuh tertentu saja.
Apabila pada tahap ini penderita tidak melakukan pengobatan, maka kisaran angka bertahan hidup hanya berkisar 8-10 tahun saja.
Baca juga: Contoh Internet of Things dalam Kehidupan Sehari Hari
2. Stadium Menengah (Dua)
Berbeda dari stadium sebelumnya, pada tahap menengah ini gejala dari HIV mulai bermunculan salah satunya infeksi oportunistik. Tanpa ARV, kisaran harapan hidup di stadium ini hanya 5-8 tahun saja.
Namun, jika kamu rajin untuk melakukan pengobatan atau ARV secara konsisten. Maka, angka harapan hidup seseorang dapat meningkat secara signifikan.
3. Stadium 3 (Stadium Lanjut)
Berapa lama penderita HIV bertahan hidup jika sudah memasuki stadium 3? Memasuki fase terberat yaitu stadium 3 kondisi kekebalan tubuh seseorang sudah mulai tidak stabil.
Sehingga, risiko tubuh terpapar infeksi oportunistik dan juga penyakit serius lainnya pun mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut juga pastinya berpengaruh besar terhadap angka harapan hidup seorang penderita HIV.
Di mana, angka harapan hidup pada stadium lanjut berada di kisaran 1-3 tahun tanpa menggunakan ARV atau pengobatan.
Maka tidak heran jika ARV atau pengobatan menjadi sebuah hal yang penting dalam meningkatkan angka harapan hidup dari penderita HIV.
Cara Meningkatkan Angka Harapan Hidup Penderita HIV
Apakah HIV bisa disembuhkan? Mungkin pertanyaan tersebut sangat umum orang lontarkan, utamanya bagi penderita ataupun kerabat dari pasien.
Namun, secara medis sendiri belum ada jawaban yang pasti tentang penyembuhan penyakit HIV. Meskipun begitu ada beberapa cara untuk meningkatkan angka harapan hidup bagi penderita HIV terutama bagi pasien stadium awal, antara lain:
1. Melakukan Perawatan Sejak Dini
Perlu kamu ketahui bahwa pasien yang berada tahap infeksi awal virus HIV, justru saat itulah pengobatan berjalan paling efektif. Pasalnya, pada masa ini jumlah CD4 dari penderita sedang tinggi-tingginya.
Apabila jumlah CD4 pada penderita penyakit HIV berada di rentang 0 sampai 1.300 atau lebih. Maka, hal tersebut merupakan indikasi kekebalan sistem imun pasien.
Pengobatan yang dilakukan saat jumlah CD4 berada di kisaran angka 200, memungkinkan jumlah CD4 akan kembali pada tingkat normal.
Oleh karena itu, pada saat stadium awal, penderita HIV harus segera melakukan perawatan sejak dini.
Karena jika telat penanganan dan jumlah CD4 berada di bawah 200, angka harapan hidup pasien akan berkurang. Sehingga, perawatan sejak dini (sejak awal diketahui) adalah langkah tepat untuk meningkatkan angka harapan hidupnya.
Baca juga: Tempat untuk Menghilangkan Stress di Jakarta, Bikin Healing!
2. Tidak Menggunakan Obat Suntik
Selanjutnya, jangan menggunakan obat suntik tanpa pengawasan dokter. Biasanya penderita HIV paling sering dialami oleh pengguna narkoba suntik.
Di mana, jika tidak mematuhi larangan menggunakan obat suntik, akan berisiko terhadap infeksi oportunistik yang lebih besar. Terutama bagi penderita yang sudah menggunakan narkoba jenis suntik sebelumnya.
Salah satu penelitian tentang pengidap HIV menerangkan bahwa pasien dengan riwayat narkoba suntik kehilangan angka harapan hidupnya 13,6 tahun daripada mereka yang tidak menggunakannya.
Hal ini dipengaruhi karena obat suntik rentan sekali mengalami kontaminasi dan membuat koinfeksi seperti hepatitis dan penyakit menular lainnya melalui jarum ataupun darah.
3. Stop Merokok
Terakhir, merokok bagi penderita HIV sangat berpengaruh terhadap angka harapan hidupnya. Sebab, risiko kematian akibat merokok pada penderita HIV dua kali lebih tinggi daripada yang tidak.
Rata-rata akumulasi angka harapan hidup yang terbuang adalah 12 tahun. Dalam salah satu penelitian pun juga dijelaskan bahwa seseorang dengan riwayat HIV memiliki rata-rata harapan hidup sekitar 63 tahun saja.
Faktor yang Mempengaruhi Angka Harapan Hidup Penderita HIV
Menurut banyak sumber dalam lingkup kesehatan, hingga detik ini tidak ada angka pasti yang menjelaskan berapa lama seseorang hidup dengan HIV. Baik menggunakan pengobatan atau tidak.
Meskipun begitu, ada beberapa kasus HIV yang memang tidak dapat diobati, salah satunya angka kematian sudah lebih dari 90%. Sehingga, harapannya sangat tipis sekali.
Secara kalkulasi kasar, rata-rata infeksi sampai kematian penderita HIV berkisar antara delapan sampai sepuluh tahun. Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhi angka harapan hidup penderita HIV, berikut di antaranya:
- Kesehatan mental seseorang
- Faktor genetic
- Terpenuhinya nutrisi seseorang
- Penyalahgunaan alkohol dan obat berbahaya
- Usia
- Perawatan yang tepat dan sejak dini
- Superinfeksi dengan varian HIV yang lain.
Itulah pembahasan penting mengenai berapa lama penderita HIV bertahan hidup tanpa ARV serta faktor yang dapat mempengaruhi angka harapan hidup penderita. Yuk, ikuti perkembangan informasi lainnya dari Socialyfe hanya di Google News.