Pernah dengar istilah fatherless yang lagi banyak diomongkan di media sosial? Maraknya fenomena fatherless di Indonesia ini, banyak yang mengatakan salah satunya merupakan dampak budaya patriarki pada anak.
Maksudnya, dalam hal pengasuhan anak, ibu lebih dominan. Sementara ayah hanya bertanggung jawab untuk mencari nafkah saja untuk keluarga mereka. Ayah pun tidak ikut turun tangan untuk memantau perkembangan sang anak.
Hal ini tentunya membawa efek negatif, tidak hanya pada anak tapi bisa juga seluruh keluarga. Lalu apa saja dampak yang muncul akibat budaya dan fenomena fatherless ini?
Fatherless di Indonesia: Dampak Budaya Patriarki pada Anak?
-
Kurangnya Perhatian dari Ayah
Karena kurangnya perhatian dan cinta yang cukup dari sang ayah, anak akan merasakan sebuah hal yang kurang lengkap pada kehidupannya. Sang anak akan beranggapan bahwa kehadirannya di dunia ini sebagai anak tidak diidamkan oleh sang ayah.
-
Tak Mendapatkan Kasih Sayang yang Sama
Dampak budaya patriarki pada anak laki-laki dan perempuan tentu saja tidak akan mendapatkan kasih sayang dan cinta dari kedua orang tuanya. Sentuhan dan kasih sayang seorang ayah tentu saja berbeda dari ibu. Sebab, kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tua bisa mengembangkan kemampuan sang anak.
-
Anak Laki-laki
Dengan adanya dampak patriarki ini, anak laki-laki tidak memiliki kesempatan untuk melihat dan mencontoh sifat baik sang ayah. Sehingga identifikasi peran ini dapat berjalan dengan baik apabila tercipta sebuah kedekatan yang erat antara anak dan ayah.
Mengingat fenomena fatherless di Indonesia ini ternyata memiliki banyak sekali dampak budaya patriarki pada anak yang negatif. Oleh karena itu, peran ibu sangat penting untuk bisa lebih intens untuk mengajak sang ayah terlibat dalam proses pengasuhan anak.
Alasan Kebanyakan Ayah Enggan Ikut Mengasuh Anak
-
Pola Pikir
Budaya patriarki membantu pola piker bahwa mengasuh anak hanya tugas wanita atau ibu saja. Sedangkan ayah hanya perlu mencari nafkah atau uang. Sementara itu, seluruh urusan rumah tangga termasuk mengurus anak sepenuhnya tanggung jawab ibu.
Hanya ibu yang harus mengurus anak sepenuhnya juga sering terjadi, akibat banyak ayah yang berpikir bahwa ibulah yang cocok, sebab wanita biasanya punya naluri keibuan. Dari sana, banyak ayah yang menganggap mereka akan susah jika harus mengurus anak.
-
Lingkungan Keluarga
Banyak dari pria atau ayah enggan ikut membantu mengurus anak dikarenakan pengaruh dari lingkungan keluarganya yang dahulu. Mungkin di keluarganya, pria biasanya tidak diharuskan membantu urusan rumah tangga, bahkan hal-hal yang paling sederhana. Dan mungkin selama ini di rumahnya, hanya ibunya juga yang berperan mengurusnya sejak kecil.
Akibatnya, hal ini pun bisa terbawa dan diterapkan ketika mereka menikah nanti secara sadar atau tidak. Sehingga banyak ayah yang tidak mau membantu mengurus anak dan menyerahkan seluruhnya pada ibu.
Cara Mengajak Ayah untuk Ikut Proses Pengasuhan Anak
-
Menghabiskan Waktu Bermain Bersama Anak
Seperti dibahas sebelumnya, ayah juga sangat berperan dalam tumbuh kembang sang anak. Oleh karena itu sangat disarankan bagi ayah untuk banyak menghabiskan waktu bersama sang anak ketika waktu senggang. Misalnya, sang ayah bisa menemai anak bermain di akhir pekan. Bisa bermain game atau sekedar bermain di taman bermain dekat kompleks.
-
Mengikuti Kegiatan Anak
Sebagai orang tua, ayah dan ibu harus bisa membagi tugas agar perhatian kepada anak juga tidak terabaikan. Contohnya, ibu bisa bertugas untuk memasak dan juga menyuapi anak ketika makan. Kemudian, tugas ayah adalah menemani sang anak ketika tidur siang.
(Baca juga: Cara Menghadapi Cancel Culture di Media Sosial)
-
Memberikan Kepercayaan
Bagi para ibu, cobalah untuk memberikan kepercayaan penuh kepada ayah dapat proses pengasuhan anak. Dianjurkan untuk tidak selalu memberikan kritik kepada ayah. Dengan demikian, kepercayaan diri ayah akan terus terjaga dalam hal mendampingi tumbuh kembang sang anak.
-
Berilah Ibu Waktu untuk Beristirahat
Contoh dampak budaya patriarki pada anak umumnya segala hal dilakukan oleh sang ibu sendirian. Mulai dari mengurus anak hingga mengurus seluruh keperluan rumah tangga. Akan lebih seimbang jika di waktu hari libur seperti weekend, Anda bisa membicarakan pada suami atau ayah untuk membantu mengasuh anak.
Anda bisa mengatakan dengan baik bahwa Anda juga butuh waktu untuk beristirahat dan melepas penat. Jika kebiasaan ini dilakukan setiap waktu, maka lama-kelamaan, peran ayah dalam mengasuh anak juga meningkat dan mudah dirasakan dalam keluarga.
-
Perhatikan Mood Anak
Kebiasaan hanya ibu yang mengasuh anak, terkadang membuat anak jadi kurang akrab dan merasa tidak nyaman dekat dengan ayahnya. Tentunya jika dibiarkan, lama-kelamaan fenomena fatherless akan terjadi.
Karena itu, jika selama ini hanya ibu saja yang menjaga dan mengasuh anak, maka bisa dimulai dari sekarang untuk bergiliran mengasuhnya. Ayah harus memperhatikan mood si anak saat ingin mengajaknya bermain dan lama-kelamaan membuat anak jadi lebih akrab dan merasa nyaman. Biasanya anak akan lebih mudah merasa akrab ketika hatinya sedang bergembira.
Itulah fenomena fatherless, akibat dampak budaya patriarki pada anak yang memang sebaiknya dicegah mulai dari sekarang. Khususnya bagi Anda yang sudah berumah tangga dan demi masa depan anak!