Meskipun investasi identik dengan keuntungan, tapi tetap saja investasi memiliki risiko dan kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Tugas kamu sebagai investor adalah mengetahui risiko investasi, untuk bisa meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.
Risiko Investasi
Seperti yang kita ketahui, investasi adalah kegiatan menyimpan uang ke dalam aset tertentu, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan. Ada banyak contoh aset yang bisa dijadikan sebagai investasi. Seperti logam mulia, properti, saham, reksa dana, dan masih banyak lagi.
Setiap aset tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan berikut adalah beberapa risiko investasi yang harus kamu ketahui.
1. Risiko Likuiditas
Likuiditas merupakan tolok ukur seberapa cepat suatu aset bisa diubah menjadi uang tunai. Semakin tinggi nilai likuiditasnya, maka semakin cepat dan mudah pula aset tersebut diubah jadi uang tunai.
Sebagai investor, kamu harus memperhatikan risiko likuiditasnya. Pastikan instrumen investasi yang kamu pilih memiliki likuiditas yang sesuai dengan tujuan keuanganmu.
Sebagai contoh, jika kamu berinvestasi dengan tujuan sebagai dana darurat, maka hindari investasi dalam bentuk properti. Karena likuiditas properti relatif rendah. Sebagai alternatifnya, kamu bisa pilih instrumen investasi yang memiliki likuiditas tinggi seperti emas.
2. Risiko Pasar
Risiko investasi selanjutnya berkaitan dengan kondisi pasar. Faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, atau perubahan suku bunga bisa mempengaruhi nilai investasimu. Sehingga membuat nilainya menjadi fluktuatif, dan menimbulkan ketidakpastian.
Untuk meminimalisir hal-hal buruk akibat risiko pasar, kamu bisa melakukan diversifikasi aset. Yaitu dengan membagi aset ke dalam berbagai instrumen investasi yang berbeda.
3. Risiko Inflasi
Saya yakin pasti kamu sering mendengar kata “inflasi”. Inflasi sendiri merupakan kenaikan harga barang dan jasa, dalam rentang waktu tertentu. Sebenarnya inflasi adalah hal yang wajar. Namun ada kalanya inflasi terjadi secara berlebihan, dan jika hal ini terjadi tentu akan berdampak pada sektor investasi.
Seperti yang kita ketahui salah satu tujuan investasi adalah untuk mengamankan nilai aset dari inflasi. Agar nilainya tidak menyusut.
Tetapi saat laju inflasi berada di atas return dari investasi yang kamu miliki, ini yang kemudian akan mengurangi nilai investasi kamu.
4. Risiko Kredit
Jika kamu memilih instrumen investasi seperti obligasi atau surat utang, kamu juga harus waspada terhadap risiko kredit. Risiko investasi ini terjadi saat pihak yang kamu berikan pinjaman, tidak mampu membayar utangnya.
Tentu hal ini akan merugikan kamu sebagai investor. Jangankan untung, balik modal saja susah.
Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk pinjaman (seperti obligasi atau surat utang), kamu harus mempelajari track record perusahaannya terlebih dahulu.
5. Risiko Politik
Kondisi atau kebijakan politik di suatu negara juga dapat berdampak pada investasi yang kamu miliki. Hal ini sering disebut juga sebagai risiko politik.
Kebijakan fiskal, aturan mengenai pajak, stabilitas politik, adalah contoh produk politik yang bisa mempengaruhi nilai investasi.
Sebagai investor, kamu harus cermat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebijakan politik yang ada.
Tips Mengatasi Risiko Investasi
Setelah mengetahui risiko investasi, kamu juga harus mengetahui bagaimana cara mengatasi risiko tersebut. Dan berikut adalah tips mengatasi risiko investasi.
1. Lakukan Riset Terlebih Dahulu
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada aset tertentu, ada baiknya kamu melakukan riset terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang harus kamu pelajari, seperti seluk-beluk instrumen investasi yang akan dipilih, kondisi pasar, kondisi politik, dan sebagainya.
Hal ini akan membantu kamu dalam membuat keputusan, agar tidak terjebak pada keputusan yang salah.
2. Diversifikasi Aset
Selanjutnya, kamu juga harus melakukan diversifikasi aset. Sebisa mungkin hindari berinvestasi hanya di satu aset saja. Kamu bisa menginvestasikan uangmu ke dalam berbagai aset yang berbeda.
Tujuannya, untuk meminimalisir risiko kehilangan jika sewaktu-waktu salah satu aset mengalami kerugian.
3. Sesuaikan dengan Profil Risiko
Seperti yang kita ketahui, dalam dunia investasi ada istilah yang disebut sebagai profil risiko. Ini merupakan istilah untuk menggambarkan kemampuan investor dalam menerima risiko dari investasi.
Kita mengenal tiga jenis profil risiko investasi. Profil konservatif, moderat, dan agresif.
Untuk meminimalisir risiko investasi, kamu harus menyesuaikan instrumen dan cara berinvestasi dengan profil risiko yang kamu miliki.
4. Kombinasikan dengan Investasi Jangka Panjang
Meskipun investasi jangka panjang memberikan return yang relatif lambat, tapi investasi ini relatif lebih stabil. Jadi tidak ada salahnya menginvestasikan sebagian uang ke dalam investasi jangka panjang, untuk mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi harga.
Gimana, sekarang udah tau kan risiko investasi itu apa dan bagaimana cara mengatasinya. Meskipun memiliki risiko, tapi investasi tetap dibutuhkan untuk menjaga nilai aset yang kamu miliki.
Mungkin itu saja informasi mengenai risiko investasi kali ini. Semoga bermanfaat, dan selamat berinvestasi.