Selain untuk mencapai tujuan keuangan tertentu, investasi juga bisa bermanfaat untuk mencegah penyusutan nilai aset akibat inflasi. Berdasarkan rentang waktunya, investasi terbagi menjadi tiga jenis. Investasi untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Dan pada postingan kali ini, saya akan membahas tentang investasi jangka panjang beserta contoh investasi jangka panjang.
Investasi Jangka Panjang
Kamu ingin mempersiapkan dana pensiun? Atau ingin mempersiapkan dana pendidikan untuk anak-anak saat masuk SMA nanti? Semua tujuan keuangan tersebut bisa diakomodir dengan investasi jangka panjang.
Sesuai namanya, investasi jangka panjang adalah investasi dengan rentang waktu yang lama, biasanya di atas 5 tahun.
Contoh Investasi Jangka Panjang
Ada banyak contoh instrumen investasi untuk jangka panjang. Berikut di antaranya :
1. Logam Mulia
Sampai saat ini, logam mulia seperti emas mungkin masih menjadi salah satu instrumen investasi favorit. Cara mengelolanya yang simple, tidak membutuhkan pengetahuan teknis tertentu, membuat banyak orang tertarik menginvestasikan asetnya dalam bentuk logam mulia.
Logam mulia juga menawarkan keuntungan yang relatif stabil, bahkan terus meningkat setiap tahunnya. Di sisi lain, emas juga memiliki liquditas yang cukup tinggi. Sehingga selain sebagai investasi jangka panjang, emas juga bisa dijadikan sebagai dana darurat.
2. Saham
Contoh investasi jangka panjang selanjutnya adalah saham. Berbeda dengan logam mulia, berinvestasi dalam bentuk saham membutuhkan keterampilan khusus. Seperti yang kita ketahui, saham adalah surat bukti bahwa kamu memiliki kepemilikan atas modal di perusahaan tertentu. Biasanya saham dijual per lembar, dengan harga yang bervariasi.
Jika berinvestasi dalam bentuk saham, kamu akan mendapatkan keuntungan dari dividen, sebuah istilah untuk menyebut pembagian keuntungan dari perusahaan ke pemegang saham. Selain itu, kamu juga bisa meraup keuntungan dari capital gain atau selisih antara harga jual dan harga beli saham.
Meskipun terlihat menggiurkan, tapi kamu harus berhati-hati. Karena saham adalah instrumen investasi yang cukup berisiko. Pastikan kamu memiliki pengetahuan analisa yang cukup sebelum memutuskan berinvestasi dalam bentuk saham.
3. Reksadana Saham
Jika kamu masih pemula, tapi ingin berinvestasi jangka panjang dalam bentuk saham, kamu bisa mencoba menanamkan modal di reksadana saham.
Seperti yang kita ketahui, reksadana adalah instrumen investasi yang dananya dikelola oleh manajer investasi. Sehingga cocok bagi kamu yang belum memiliki kemampuan teknis di bidang investasi.
Sesuai dengan namanya, reksadana saham mengalokasikan sebagian besar dananya dalam bentuk saham. Biasanya menggunakan komposisi 80:20.
80% untuk saham, sementara 20% sisanya dialokasikan dalam bentuk investasi yang lain seperti obligasi.
Harga saham yang fluktuatif, membuat reksa dana saham cocok untuk investasi jangka panjang.
4. Properti
Properti juga menjadi salah satu contoh investasi jangka panjang. Sama seperti logam mulia, harga properti seperti rumah, ruko, atau apartemen juga terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Maka dari itu banyak orang yang menginvestasikan asetnya ke dalam bentuk properti, untuk investasi jangka panjang.
Selain itu, kamu juga bisa menyewakan properti tersebut, dan menjadikannya sebagai aset yang menghasilkan passive income.
Namun untuk mulai berinvestasi dalam bentuk properti, kamu membutuhkan modal awal dan biaya perawatan yang lumayan besar. Hal lain yang harus diperhatikan adalah soal pajak. Mengingat pajak dari properti juga lumayan tinggi.
5. Deposito
Dibandingkan saham atau reksa dana, saya yakin istilah “deposito” lebih akrab di telinga. Ya, deposito merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut simpanan dana di bank. Bedanya, deposito menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. Deposito cocok digunakan sebagai investasi jangka panjang, karena bisa menambah nilai aset yang kamu miliki.
Kekurangan dari deposito adalah dana yang didepositokan hanya bisa dicairkan setelah jangka waktu tertentu. Jika kamu mencairkan dana sebelum mencapai batas waktu yang ditentukan, biasanya kamu akan mendapatkan penalti dan harus membayar denda.
Tapi sekarang sudah mulai banyak bank yang aturan depositonya lebih fleksibel. Jadi dana deposito yang kamu simpan bisa dicairkan kapan saja, tanpa khawatir terkena penalti.
Tips Investasi Jangka Panjang
Setelah mengetahui contoh investasi jangka panjang, kamu juga harus mengetahui tips investasi jangka panjang. Agar investasi berjalan lancar, dan tujuan keuangan kamu bisa tercapai.
1. Tentukan Tujuan Keuangan
Sebelum memulai investasi, ada baiknya kamu menentukan terlebih dahulu tujuan keuangan yang ingin dicapai dari investasi tersebut. Apakah ada tujuan tertentu seperti mempersiapkan dana pensiun, atau hanya sekadar ingin menambah nilai aset saja.
2. Kenali Profil Risiko
Setiap instrumen investasi memiliki risiko tersendiri. Maka sebelum berinvestasi, kamu harus mengetahui profil risiko dari diri kamu sendiri terlebih dahulu. Seberapa besar kemampuan dirimu dalam menerima risiko dari investasi.
3. Belajar dan Bersabar
Investasi bukan mesin pengganda uang, jadi sebagai investor kamu harus bisa bersabar. Apalagi investasi jangka panjang yang hasilnya baru bisa dipetik beberapa tahun, bahkan puluhan tahun kemudian.
Selain bersabar, kamu juga harus terus belajar agar hasilnya bisa semakin maksimal.
Mungkin itu saja informasi mengenai contoh investasi jangka panjang kali ini. Semoga bermanfaat.